Prosesi HJL di Suasana Ramadhan
Suasana Ramadhan sangat kental mewarnai Peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-449 kali ini. Seperti yang nampak dalam prosesi pembukaan selubung pataka lambang daerah, Forkopimda kompak berbusana muslim kreasi di Gedung DPRD, Sabtu (26/5).
Prosesi tersebut diawali dengan pembukaan selubung pataka lambang daerah oleh Ketua DPRD Kaharaudin. Kemudian Ketua DPRD memasangkan Oncer Sesanti Memayu Raharjaning Praja.
Lambang daerah dan oncer sesanti itu selanjutnya diserahkan Ketua DPRD Kepada Bupati Fadeli dalam sebuah upacara di halaman DPRD Lamongan.
Bupati Fadeli bersama seluruh Forkpimda, termasuk Sekkab Yuhronur Efendi kemudian masuk dalam arak-arakan, menaiki kereta kencana, membawa lambang daerah dan oncer sesanti mengelilingi kota Lamongan.
Bersama itu, mengikuti dibelakang arak-arakan lambang daerah dan oncer sesanti adalah kirab budaya oleh semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lamongan. Mereka kompak dengan tema busana muslim kreasi pula.
Arak-arakan lambang daerah dan kirab budaya tersebut kemudian berakhir di Pendopo Lokatantra. Sebanyak 50 penari pelajar SMP menyambut dalam sebuah tarian kolaborasi Lamongan Beragam.
Di Pendopo Lokatantra ini pula lambang daerah akan diserahkan kembali oleh Bupati Fadeli kepada Ketua DPRD, untuk kemudian disemayamkan.
Menurut Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan, arak-arakan dan kirab kali ini memang kental dengan nuansa Ramadhan. Sehingga prosesi yang biasanya dilaksankan pada pagi hari, kali ini pada sore hari.
Rute arak-arakan dan kirab sendiri setelah berangkat dari depan DPRD, kemudian menyusuri Jalan Basuki Rahmat, untuk kemudian berbelok menuju Jalan Andansari, Jalan Andanwangi dan ke arah selatan melalui Jalan Sunan Drajat.
Iring-iringan kemudian berbelok timur mellaui Jalan Soemargo untuk kemudian melalui Jalan Soewoko, melewati Jalan Dr Wahidin Sudiro Husoso, Jalan Lamongrejo, dan kemudian finish di Alun-alun Lamongan.
“Kirab ini sengaja dilakukan mengelilingi Kota Lamongan, agar masyarakat, terutama generasi muda, dapat mengenal dan meneladani sejarah Lamongan yang dimulai oleh Tumenggung Surajaya, “ imbuhnya.
Sementara itu, ribuan pincuk sego (nasi) boranan sudah disiapkan sebagai santap berbuka puasa bagi masyarakat. Makanan khas Lamongan ini disajikan di sepanjang pelataran Pendopo Lokatantra dalam sebuah festival rakyat.
Sumber: Dinas Kominfo Lamongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar