Jakarta - PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dua dokter yang kembali menjadi korban pandemi virus corona COVID-19. Keduanya meninggal karena virus corona.
Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan duka cita atas meninggalnya dua dokter. Keduanya adalah dr Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI cabang Jakarta Barat dan dr Exsenveny Lalopua MKes, pengurus IDI cabang Jawa Barat.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih membenarkan dua dokter yang meninggal positif virus corona.
Home Berita Sehat Diet Konsultasi Kebugaran Seks Sehat True Story Cerita Pembaca Infografis Foto Asah Otak Video Indeks Berita
Berbagi Cerita Sehat, Diet Experience dan Konsultasi KesehatanKIRIM
Jumat, 27 Mar 2020 14:43 WIB
Bertambah Lagi, Dua Dokter Indonesia Meninggal karena Virus Corona Bertambah Lagi, Dua Dokter Indonesia Meninggal karena Virus Corona
Dokter meninggal karena virus corona COVID-19 (Foto: @PBIDI)
Jakarta - PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dua dokter yang kembali menjadi korban pandemi virus corona COVID-19. Keduanya meninggal karena virus corona.
Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan duka cita atas meninggalnya dua dokter. Keduanya adalah dr Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI cabang Jakarta Barat dan dr Exsenveny Lalopua MKes, pengurus IDI cabang Jawa Barat.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih membenarkan dua dokter yang meninggal positif virus corona.
Baca juga: 6 Dokter Indonesia Jadi Korban Pandemi Corona, Ini Daftarnya
"Iya, kemarin meninggalnya. Yang kami umumkan sekarang itu yang meninggal karena COVID-19," ujar Daeng saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/3/2020).
Daeng belum bisa memastikan apakah kedua dokter yang meninggal ini memiliki penyakit penyerta karena IDI tidak mempunyai data soal ini.
"Kami belum tahu detail, kami hanya begitu dengar beliau meninggal karena COVID-19 kami sampaikan duka itu. Kami masih telusuri, penyebabnya apa dan ditularkan dari mana," ujar Daeng.
"Karena pemerintah masih belum mau buka data, jadi data yang detail kami belum punya, kami hanya dapat laporan saja dari bawah," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar